Wednesday, October 31, 2007
Sekitar cara pembuatan Wayang Kulit
Analisis Label Dendeng Cap Cowboy (new edition)
Analisis Kresno (new edition)
Analisis Klembak Sentel (new edition)
analisis Jamu empek Tong Seng (New Edition)
Saturday, October 20, 2007
Survei pendapat
- mereka mengatakan bahwa font yang digunakan harus melihat dari sasaran target pasar, seperti font pada jamu kelangsingan tubuh empek Tongseng menggunakan jenis huruf yang formal karena jamu kebanyakan dikonsumsi oleh orang tua. Meskipun bila ada anak muda yang minum jamu, kemungkinan hal tersebut merupakan perintah orangtuanya, bukan kehendaknya. akan rancu jadinya, bila jamu Empek Tongseng menggunakan jenis font yang meliuk-liuk atau terlihat lucu, karena konsumen akan melihat bahwa produk tersebut tidak serius dan akhirnya menjadi tidak laku di pasaran.
- lain lagi hal bila produk menggunakan jenis huruf untuk menjadikan produk tersebut terkenal dengan logotypenya. Sehingga orang bila meihat dari jauh pun dapat mengenali produk tersebut dengan sendirinya. Hal itu menandakan karakteryang dimiliki oleh produk.
- ada yang berpendapat label cap cowboy harus diganti karena desainnya yang sudah tua terlihat dari gambarnya yang kurang menarik, kurangjelas,dan bahkan kita tidak bisa membedakan apakah itu iklan layanan masyarakat, poster, atau label kemasan.
- sedangkan bila dibandingkan dengan label korek api derjonkopings menurut pendapat orang tersebut, desainnya terlihat kuno classic dan tidak perlu diredesign karena label tersebut sudahmempunyai nama di pasaran dan desainyang turun temurun. Bahkan bila desainnya diubah, akan menurunkan brand power yang dimiliki produk tersebut karena masyarakat tidak mengenalinya lagi.
- seperti pada nomor 1, desain layout serta ilustrasi yang dibuat harus melihat dari barang yang diproduksi. Seperti pada kasus jamu, desain sebagus apapun tidak mempengaruhi penjualan karena orang melihat dari mutu jamu tersebut, berkhasiat atau tidak. Lain halnya untuk barang-barang yang dapat terlihat bagus dengan desain kemasan,akan mempengaruhi penjualan.
Perkembangan Huruf Cetak
- - Huruf Teks
- - Huruf Oldstyle
- -Huruf Transitional
- -Huruf Modern
- -Huruf Square / Slab Serif
- -Huruf Sans Serif
- -Huruf Novelty
- -Script-Cursive
Sekilas tentang huruf Times News Roman
Thursday, October 18, 2007
SEKILAS Tentang Ramayana
- Balakanda
- Ayodhyakanda
- Aranyakanda
- Kiskindhakanda
- Sundarakanda
- Yuddhakanda
- Uttarakanda
- Balakanda
- Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana.Kitab Balakanda menceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, puteri Prabu Janaka.
- Ayodhyakanda
- Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata memerintah kerajaan atas nama Sang Rama.
- Aranyakanda
- Kitab Aranyakakanda menceritakan kisah Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para rakshasa. Kitab Aranyakakanda juga menceritakan kisah Sita diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana.
- Kiskindhakanda
- Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali, kakaknya. Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha. Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan Alengka.
- Sundarakanda
- Kitab Sundarakanda menceritakan kisah tentara Kiskindha yang membangun jembatan Situbanda yang menghubungkan India dengan Alengka. Hanuman yang menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar ibukota Alengka.
- Yuddhakanda
- Kitab Yuddhakanda menceritakan kisah pertempuran antara laskar kera Sang Rama dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan mencapai Alengka. Sementara itu Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat. Dalam pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama oleh senjata panah sakti. Sang Rama pulang dengan selamat ke Ayodhya bersama Dewi Sita.
- Uttarakanda
- Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita. Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.
- Ada seorang Raja besar, dengarkanlah. Terkenal di dunia, musuh baginda semua tunduk. Cukup mahir akan segala filsafat agama, Prabu Dasarata gelar Sri Baginda, tiada bandingannya
- Beliau ayah Sang Triwikrama, maksudnya ayah Bhatara Wisnu yang sedang menjelma akan menyelamatkan dunia seluruhnya. Demikian tujuan Sang Hyang Wisnu menjelma menjadi manusia.
- Ada sebuah istana bagaikan surga, dipenuhi oleh orang-orang bijak serta luhur perbuatan, di Ayodhya-lah yang cukup terkenal di dunia, itulah istana Sri Baginda Prabu Dasarata
- Sudah lama Sri Baginda menikah, saling mencintai dengan para permaisurinya, kenikmatan rasa pertemuan itu telah dapat dirasakan, bercumbu rayu dan sejenisnya
- Timbullah niat Sri Baginda agar berputra, agar berputra karena sudah puas bercinta, namun lama nian beliau tidak berputra, lalu beliau berniat mengadakan ritual
- Semua perlengkapan upacara sudah dikerjakan, alat upacara pengundang serta tempat para Dewa sudah tersedia, Bhatara Çiwa yang dipuja-Pūja, agar berstana pd api suci itu
- Sisa sesaji yang dihaturkan oleh Sang Maha Pendeta, sesajen yang sempurna, santapan yang nikmat rasa serta baunya, itulah yang disantap oleh beliau, permaisuri Sri Baginda Raja
- Demikianlah tidak diceritakan lagi selang waktu itu, para permaisuri kesayangan Prabu Dasarata melahirkan putera, Sang Rama putera yang sulung, dari permaisuri Dewi Kosalya
- Adapun putera Dewi Kekayi, Sang Bharata yang terkenal sakti mandraguna, sedangkan Dewi Sumitra, berputra Sang Lakshmana dan Sang Satrugna
- Sang Rama diberi pelajaran tentang panah memanah oleh Bagawan Wasista dalam waktu tidak lama, beserta ketiga adik-adiknya, semuanya pintar cekatan tentang ilmu memanah
Wednesday, October 03, 2007
definisi tentang wayang
Tuesday, October 02, 2007
Sekilas Tentang daun Tembakau
Sekilas tentang Kresna
Menurut Mahabharata, Kresna berasal dari Kerajaan Surasena, namun kemudian ia mendirikan kerajaan sendiri yang diberi nama Dwaraka. Dalam cerita Mahabharata, ia dikenal sebagai tokoh raja yang bijaksana, sakti, dan berwibawa. Dalam ajaran agama Hindu, ia dikenal sebagai awatara Dewa Wisnu yang kedelapan. Dalam Bhagawad Gita, beliau adalah perantara kepribadian Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) yang menjabarkan ajaran kebenaran mutlak (dharma) kepada Arjuna. Beliau mampu menampakkan secercah kemahakuasaan Tuhan yang hanya disaksikan oleh tiga orang pada waktu perang keluarga Bharata akan berlangsung. Ketiga orang tersebut adalah Arjuna, Sanjaya putra Widura, dan Vyasa. Namun Sanjaya dan Vyasa tidak melihat secara langsung, melainkan melalui mata batin mereka yang menyaksikan perang Bharatayuddha.
Kresna sebagai Awatara sekaligus orang bijaksana memiliki banyak sekali nama panggilan sesuai dengan kepribadian atau keahliannya. Nama panggilan tersebut digunakan untuk memuji, mengungkapkan rasa hormat, dan menunjukkan rasa persahabatan atau kekeluargaan. Nama panggilan Kresna di bawah ini merupakan nama-nama dari kitab Mahabarata dan Bhagawad Gita versi aslinya (versi India). Nama panggilan Kresna adalah: 1. Achyuta (Acyuta, yang tak pernah gagal) 2. Arisudana (penghancur musuh) 3. Bhagavān (Bhagawan, kepribadian Tuhan Yang Maha Esa) 4. Gopāla (Pengembala sapi) 5. Govinda (Gowinda, yang memberi kebahagiaan pada indria-indria) 6. Hrishikesa (Hri-sikesa, penguasa indria) 7. Janardana (juru selamat umat manusia) 8. Kesava (Kesawa, yang berambut indah) 9. Kesinishūdana (Kesi-nisudana, pembunuh raksasa Kesi) 10. Mādhava (Madawa, suami Dewi Laksmi) 11. Madhusūdana (Madu-sudana, penakluk raksasa Madhu) 12. Mahābāhu (Maha-bahu, yang berlengan perkasa) 13. Mahāyogi (Maha-yogi, rohaniawan besar) 14. Purushottama (Purusa-utama, manusia utama, yang berkepribadian paling baik) 15. Varshneya (Warsneya, keturunan wangsa Wresni) 16. Vāsudeva (Wasudewa, putera Basudewa) 17. Vishnu (Wisnu, penitisan Batara Wisnu) 18. Yādava (Yadawa, keturunan dinasti Yadu) 19. Yogesvara (Yoga-iswara, penguasa segala kekuatan batin)