Wednesday, December 12, 2007

angin Dasyat

hik...hik... bahan pameran kelompok kresno juga terkena angin dasyat rupanya... kemarin sih setelah diperiksa, ada bagian yang hampir patah dan bagian kedua kotak kami patah dan turun ke bawah.. tapi untunglah masih bisa diperbaiki. jadi masih bisa dilihat-lihat lagi.. tapi ada satu lagi, bagian pemanis kami hiilang, yaitu pinggiran yang berbentuk daun.. sedihnya....tapi yang lain masih utuh.. bagi yang belum melihat pameran kami, segeralah datang ke blok R atau anda akan menyesal, hi..hi...

Monday, December 10, 2007

about Pameran

Ini foto kami dengan hasil karya kami...
3 orang anggota kami tidak ikut berfoto karena ada urusan lain... kami bangga mengikuti mata kuliah Tinjauan Desain II pada tahun ini karena kami dapat mengadakan pameran yang cukup besar dan dapat memamerkan hasil karya dan kerja keras kami selama 1 semester ini. saat seminar kami juga senang karena mendapat masukan seputar branding dan packaging dari pak Joko, pemimpin dari majalah Concept. kami juga terkesan dengan kelompok lain yang juga serius dalam menggarap pameran TD2 ini. kami juga senang karena dapat ikut dalam pameran hybrid graphic ini dan hasil kaya kami cukup memuaskan. semoga Tahun-tahun yang akan datang akan lebih sukses lagi...

Monday, December 03, 2007

Analisis Teh Narayana (new edition)

Teh Narayana

Seputar tentang Ramayana

Ramayana dari bahasa Sansekerta, Ramayana yang berasal dari kata Rama dan Ayana yang berarti "Perjalanan Rama", adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata.

Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini.

Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa kuna.

Di India dalam bahasa Sansekerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda sebagai berikut:

  1. Balakanda
  2. Ayodhyakanda
  3. Aranyakanda
  4. Kiskindhakanda
  5. Sundarakanda
  6. Yuddhakanda
  7. Uttarakanda

Beberapa babak maupun adegan dalam Ramayana dituangkan ke dalam bentuk lukisan maupun pahatan dalam arsitektur bernuansa Hindu. Wiracarita Ramayana juga diangkat ke dalam budaya pewayangan di Nusantara, seperti misalnya di Jawa dan Bali. Selain itu di beberapa negara (seperti misalnya Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Philipina, dan lain-lain), Wiracarita Ramayana diangkat sebagai pertunjukan kesenian.

Terdapat beberapa versi cerita tentang Ramayana:

Wiracarita Ramayana terdiri dari tujuh kitab yang disebut Saptakanda. Urutan kitab menunjukkan kronologi peristiwa yang terjadi dalam Wiracarita Ramayana.

Balakanda Kitab Balakanda merupakan awal dari kisah Ramayana. Kitab Balakanda menceritakan Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Prabu Dasarata berputra empat orang, yaitu: Rama, Bharata, Lakshmana dan Satrughna. Kitab Balakanda juga menceritakan kisah Sang Rama yang berhasil memenangkan sayembara dan memperistri Sita, puteri Prabu Janaka. Ayodhyakanda Kitab Ayodhyakanda berisi kisah dibuangnya Rama ke hutan bersama Dewi Sita dan Lakshmana karena permohonan Dewi Kekayi. Setelah itu, Prabu Dasarata yang sudah tua wafat. Bharata tidak ingin dinobatkan menjadi Raja, kemudian ia menyusul Rama. Rama menolak untuk kembali ke kerajaan. Akhirnya Bharata memerintah kerajaan atas nama Sang Rama. Aranyakanda Kitab Aranyakakanda menceritakan kisah Rama, Sita, dan Lakshmana di tengah hutan selama masa pengasingan. Di tengah hutan, Rama sering membantu para pertapa yang diganggu oleh para rakshasa. Kitab Aranyakakanda juga menceritakan kisah Sita diculik Rawana dan pertarungan antara Jatayu dengan Rawana Kiskindhakanda Kitab Kiskindhakanda menceritakan kisah pertemuan Sang Rama dengan Raja kera Sugriwa. Sang Rama membantu Sugriwa merebut kerajaannya dari Subali, kakaknya. Dalam pertempuran, Subali terbunuh. Sugriwa menjadi Raja di Kiskindha. Kemudian Sang Rama dan Sugriwa bersekutu untuk menggempur Kerajaan Alengka. Sundarakanda Kitab Sundarakanda menceritakan kisah tentara Kiskindha yang membangun jembatan Situbanda yang menghubungkan India dengan Alengka. Hanuman yang menjadi duta Sang Rama pergi ke Alengka dan menghadap Dewi Sita. Di sana ia ditangkap namun dapat meloloskan diri dan membakar ibukota Alengka. Yuddhakanda Kitab Yuddhakanda menceritakan kisah pertempuran antara laskar kera Sang Rama dengan pasukan rakshasa Sang Rawana. Cerita diawali dengan usaha pasukan Sang Rama yang berhasil menyeberangi lautan dan mencapai Alengka. Sementara itu Wibisana diusir oleh Rawana karena terlalu banyak memberi nasihat. Dalam pertempuran, Rawana gugur di tangan Rama oleh senjata panah sakti. Sang Rama pulang dengan selamat ke Ayodhya bersama Dewi Sita Uttarakanda Kitab Uttarakanda menceritakan kisah pembuangan Dewi Sita karena Sang Rama mendengar desas-desus dari rakyat yang sangsi dengan kesucian Dewi Sita. Kemudian Dewi Sita tinggal di pertapaan Rsi Walmiki dan melahirkan Kusa dan Lawa. Kusa dan Lawa datang ke istana Sang Rama pada saat upacara Aswamedha. Pada saat itulah mereka menyanyikan Ramayana yang digubah oleh Rsi Walmiki.

Ringkasan Cerita

Prabu Dasarata dari Ayodhya

Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibukotanya Ayodhya. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.

Pada suatu hari, Rsi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Rsi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Rsi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para rakshasa yang menggangu upacara para Rsi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sita, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sita, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.

Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.

Rama hidup di hutan

Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai rakshasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sita, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.

Rama yang mengetahui istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara, mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.

Rama menggempur Rawana

Rawana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti, Rawana gugur sebagai ksatria.

Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sita kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sita, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. Hanuman menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharata menyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.

Ekspresionistik:

a. elemen utama (gambar utama)

terdapat gambar potret wajah wayang narayana dan wayang ramayana.

  • Hal ini mungkin mencerminkan bahwa pemilik produksi teh narayana adalah pecinta wayang, terutama wayang yang berasal dari epos India yang kemudian digubah dalam bahasa Jawa.
  • Hal lainnya untuk menggambarkan kebijakan dan kabijaksanaan seorang narayana dan kebaikkan seorang ramayana.

b. elemen pendukung:

  • Terdapat gambar candi di tengah-tengah antara wayang narayana danwayang ramayana yang menjadikan candi menjadi hal yang dominan dalam pengartian maksud pemilik. Konon, candi merupakan perwujudan dari kereligiusan seseorang. Hal tersebut dapat dibaca selengkapnya di data-data perpustakaan. Hal ini mencerminkan pemilik produksi ingin produknya beredar di pasaran dengan ijin dari Tuhan.
  • Frame yang berliuk dan di tengahnya terdapat hati yang bersebrangan. Menggambarkan perdamaian dari kedua cerita epos tentang wayang narayana maupun wayang ramayana. Yang keduanya menggambarkan watak seseorang yangmencintai sesama dan menginginkan perdamaian di bumi.

c. warna:

  • Warna background dari lingkaran yang ditengahnya terdapat potret wayang yaitu berwarna merah yang menggambarkan konflik-konflik yang mengakibatkan peperangan yang membawa dampak kematian pada beberapa tokoh dalam cerita perwayangan dan hal tersebut dapat diatasi dengan adanya sifat kebijaksanaan, kewibawaan, dankebaikan dari para lakon cerita yang akhirnya menimbulkan perdamaian dan kebahagiaan.
  • Label seluruhnya memakai background warna putih, untuk menggambarkan kesucian perdamaian yang telah dicapai oleh para wayang dengan sifat-sifat kebaikan mereka.

d. tipografi:

Tipografi teh wangi narayana dan U.D. Ramayana menggunakan huruf Swis72 Ex BT yang berjenis huruf sanserif yang mulai berkembang pada tahun 1920an yang mendapat pengaruh dari aliran Bauhaus (sekolah seni di Jerman) yang dipelopori oleh Walter Grophius yang mempunyai slogan Form follow function / function follow form yang menharapkan semua karya seni memiliki fungsi sehingga tidak terlihat sia-sia.

e. layout:

layout ditata secara simetris dengan melihat peletakan gambar utama serta pendukung yang akan menimbulkan arti yang berbeda bila peletakkannya diubah. Serta peletakkan gambar dan tipo terlihat rapi.

f. arti nama

Ramayana dari bahasa Sansekerta, Ramayana yang berasal dari kata Rama dan Ayana yang berarti "Perjalanan Rama", adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki.

Instrumentalis

a. gaya desain:

dilihat dari bentuk tipografinya, label narayana dipengaruhi oleh gaya desainbauhausyang menggunakan tipografi dengan jenis huruf sanserif.

b. konteks budaya

Analisis Setanggi (new Edition)

Tipografinya menggunakan jenis tulisan Times News Roman.

Ekspresionistik:

a. Gambar elemen utama :

terdapat gambar visual seorang ibu petani yang sedang menggendong seikat besar padi yang masih baru dipanen. Menggunakan gambar seorang ibu petani untuk menggambarkan bahwa produk setanggi merupakan cikal bakal bibit padi yang nantinya akan dapat menjadi padi yang berkualitas seperti yang digendong oleh ibu petani.

b. elemen pendukung :

  • terdapat gambar dua padi yang melingkar mengelilingi lingkaran yang di dalamnya terdapat gambar seorang ibu petani. Melambangkan kesuburan tanah indonesia yang mungkin pada saat itu, penduduk-penduduk di daerah Indonesia sebagian besar masih bermata pencaharian sebagai seorang petani yang didukung dengan wilayah indonesia yang sebagian besarmasih berupa tanah pertanian. Bibit setanggi diproduksi dijalan mesigit no 14, jakarta. Kemungkinan besar lahan tanah di jakarta masih berupa lahan pertanian, meskipun tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan wilayah lain pada masa itu.
  • Bila dilihat secara teliti, gabungan gambar utama dengan seluruh gambar elemen membentuk gambar baru, yaitu gambar sebuah botol. Hal ini mungkin menggambarkan produk yang patut dibanggakan karena memilliki kualitas bibit padi yang baik yang diharapkan akan menjadi produk yang nantinya suksesdi pasaran.

c. warna:

kemasan setanggi menggunakan satu warna dominan yaitu ungu. Produsen memakai warna ungu mungkin untuk mengontraskan dengan warna kertas yang didasari warna cokelat sehingga keseluruhan gambar visual kemasan dapat terlihat jelas. Selain itu, kemungkinan memakai warna ungu karena gambar visual utama merupakan seorang wanita, sehingga menggunakan warna yang identik dengan personal seorang wanita.

d. tipografi :

menggunakan jenis huruf Times New Roman yang mempunyai tingkat readability yang tinggi sehingga memudahkan konsumen melihat. Tulisannya juga dibuat setengah melingkar sehingga kontras dengan gambar padi yang juga melingkar. Kata Tjappadi menggunakan jenis huruf arial.

e. layout :

layout disusun secara simetris, terlihat pada penempatan gambar visual utama, gambar elemen pendukung, serta tipografi yang disusun secara beraturan. Hal ini menggambarkan bahwa produksi setanggi memang direncanakan secara matang mulai dari awal produksi.

f. arti nama :

instrumentalistik

a. gaya desain:

b. konteks budaya:

elemen grafis dipengaruhi oleh budaya Jawa, terlihat dari gambar seorang ibu petani yang khas Indonesia / Jawa dengan memakai topi caping yang berbentuk kerucut. Selain itu dipengaruhi oleh budaya barat/eropa yang terlihat dari gambar botol minuman yang identik dengan kebiasaan orang barat.

c. konteks sosial

  • dalam produk setanggi terdapat gambar visual seorang ibu petani yang mengendong padi, yang sesuai dengan sasaran produk ini yang diperuntukan untuk kalangan para petani.
  • Selain itu terdapat pula tulisan no1 yang berarti produk setanggi merupakan produk yang diakui oleh masyarakat pada masa itu.
  • Gambar keseluruhan yang menyerupai botol minuman merupakan gambaran dari pengaruh budaya barat yang mempunyai kebiasaan untuk merayakan sesuatu dengan minuman. Hal ini menggambarkan harapan produsen yang menginginkan produk setanggi menjadi produk yang sukses agar dapat terus dirayakaan kesuksesannya dengan minuman.
  • Dari hal-hal diatas,menandakan bahwa pemilik produksi setanggi sudah merencanakan dengan matang produk yang akan dikeluarkan sehingga tidak mengecewakan konsumen.

Dapat kita lihat pula, setanggi menggunakan kertas minyak sebagai bahan kemasan. Karena sudah dipikirkan dengan matang, produsen menggunakan kertas minyak agar sesuai dengan harga produksi yang menurut kami diperkirakan dijual dengan harga yang relatif murah karena sasaran konsumennya adalah para petani. Dan kemungkinan lain ialah kertas minyak yang dipakai agak tebal sehingga kemasan tidak mudah robek dan bibit dan tersimpan dengan aman dan tidak lengket.

Gambar berupa gambar tangan/ ilustratif dengan detail.

Dapat ditafsirkan dari label:

  • Kebutuhan masyarakat pada masa itu;

Karena sebagian masyarakat indonesia pada masa itu bermata pencaharian sebagai petani dapat diterima bahwa produk setanggi yang berupa bibit padi merupakan produk yang dibutuhkan masyaraktat pada masa itu.

  • Gaya hidup masyarakat pada masa itu:

Kemungkinan besar, karena bermata pencaharian sebagai petani, gaya hidup yang diterapkan sederhana sehingga dapat kita lihat pada kemasan yang hanya memakai bahan kertas minyak dan 1 warna, menampilkan kemasan yang sederhana.

  • Tingkat kesejahteraan masyarakat pada masa itu:

Dapat disimpulkan agak kurang sejahtera karena masyarakat sebagian besar masih bermata pencaharian sebagai petani. Kemungkinan pula masih banyak rentenir-rentenir yang masih ada pada jaman itu.

  • Interaksi budaya pada masa itu:

Terdapat pengaruh dari kebudayaan lokal serta dari kebudayaan barat seperti sudah dijelaskan di atas. Dapat kita simpulkan disini bahwa pada masa itu, kulturisasi di indonesia sudah lumayan terbuka terhadap kebudayaan luar.

Sunday, December 02, 2007

Wayang kulit, patung, dan golek Narayana dan Rmayana

inilah foto kami saat ke museum wayang, kami berfoto bersama di depan Ondel-ondel yang berada tidak jauh dari pintu masuk museum. Sebenarnya takut juga sih, takut ondel-ondelnya tiba-tiba bergerak.. hehe… ternyata setelah mendengar kisah dari mas Didik kami mendapatkan gambaran tentang wayang meskipun tidak terlalu mengerti, karena silsilah wayang di Indonesia banyak dan Rumit. Menurut mas didik, wayang menunjukkan 70% spiritual yang bias diartikan menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan dan 30% kritik sosial. Dan yang kami tangkap saat itu, mungkin pemilik dari teh Narayana mempunyai spiritual yang tinggi. Cerita wayang tidak semuanya merupakan kisah nyata, ada beberapa yang merupakan rekayasa untuk menggambarkan sifat – sifat orang yang ada di dunia. Tapi bukan berarti sembarangan orang bias membuat cerita baru tentang wayang, karena sudah ada “pakemannya”, istilah mas Didik bilang, alias peraturannya. Dalam Teh Narayana terdapat wayang dari Cerita Ramayana dan cerita Narayana. Kami mengambil beberapa foto yang manggambarkan tokoh cerita Ramayana dan Narayana. enam buah wayang golek buatan Bandung ini menunjukkan tokoh wanita dari cerita Ramayana dan Mahabarata: 1. Sinta 2. Subadra 3. Pergiwati 4. Kunti dan 2 tokoh anonym.
Diambil dari cerita Rmayana buatan Bapak Ahim. Terbuat dari Kayu pada tahun 1962 yang merupakan hadiah untuk Gubernur H. Ali Sadikin
Kanan : rama, sinta, lesmana kiri: SugriwaSinta, gunawan wibisana, anoman, Trijata
Dalam cerita Narayana (kresna) digambarkan kresna yang sedang Marah (gambar sebelah kiri). Dibuat oleh Bapak Haryono Guritno dari Sanggar Sedayu kiri-kanan : hanoman, inang dewi sinta, balai, sri rama, dan laksamana

Saturday, December 01, 2007

Buku Lengkap Wayang

Kami menemukan pula buku lengkap wayang yang dijual di museum tersebut seharga Rp 20.000,- di dalam buku, kami menemukan cerita tentang Narayana Negara Dwarawati Negara Dwarawati adalah Negara yang besar dipimpinoleh seorang raja titisan dewa Wisnu adalah Prabu Sri Batara Kresna. Prasbu Kresna Nama lain: 1. Raden Narayana 2. Raden Padmanaba 3. Raden Danardana 4. Raden Harimurti 5. Prabu Wisnumurti Kesaktian: 1. Senjata Cakra 2. Kembang wilayakusuma Nama Istri: 1. Dewi Jembawat 2. Dewi Rukmini 3. Dewi Setyabomo 4. Dewi Pratiwi Nama Anak: 1. Raden Samba 2. Dewi Siti Sumbari 3. Raden Setija 4. Raden Setyaka Nama Ayah: Prabu Basudewa raja Mandura Nama Ibu : Dewi Dewani Keterangan: Prabu Kresna adalah titisan batar wishnu, raja yang arif bijaksana serta bertugas menghancurkan angkara murka di jagad raya. Prabu kresna adalah penasehat para pandawa sampai perang baratayudha. Maka bila ada lakon wayang pandawa yang meninggalkan prabu kresna, niscaya pandawa akan mendapat celaka.

Wayang kulit, patung, dan golek Narayana dan Rmayana

inilah foto kami saat ke museum wayang, kami berfoto bersama di depan Ondel-ondel yang berada tidak jauh dari pintu masuk museum. Sebenarnya takut juga si, takut ondel-ondelnya tiba-tiba bergerak.. ternyata setelah mendengar kisah dari mas Didik kami mendapatkan gambaran tentang wayang meskipun tidak terlalu mengerti, karena silsilah wayang di Indonesia banyak dan Rumit. Menurut mas didik, wayang menunjukkan 70% spiritual yang bias diartikan menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan dan 30% kritik sosial. Dan yang kami tangkap saat itu, mungkin pemilik dari teh Narayana mempunyai spiritual yang tinggi. Cerita wayang tidak semuanya merupakan kisah nyata, ada beberapa yang merupakan rekayasa untuk menggambarkan sifat – sifat orang yang ada di dunia. Tapi bukan berarti sembarangan orang bias membuat cerita baru tentang wayang, karena sudah ada “pakemannya”, istilah mas Didik bilang, alias peraturannya. Dalam Teh Narayana terdapat wayang dari Cerita Ramayana dan cerita Narayana. Kami mengambil beberapa foto yang manggambarkan tokoh cerita Ramayana dan Narayana. enam buah wayang golek buatan Bandung ini menunjukkan tokoh wanita dari cerita Ramayana dan Mahabarata: 1. Sinta 2. Subadra 3. Pergiwati 4. Kunti dan 2 tokoh anonym. Diambil dari cerita Ramayana buatan Bapak Ahim. Terbuat dari Kayu pada tahun 1962 yang merupakan hadiah untuk Gubernur H. Ali Sadikin Kanan: Rama, sinta, lesmana.
kiri: Sugriwa, gunawan wibisana, anoman, trijata

Dalam cerita Narayana (kresna) digambarkan kresna yang sedang Marah (gambar sebelah kiri). Dibuat oleh Bapak Haryono Guritno dari Sanggar Sedayu.

dari kiri ke kanan : hanoman, inang Dewi sinta, balai, Sri Rama, dan laksamana

Seputar tentang Museum Wayang

Pada tanggal 28 November 2007 hari rabu, kelompok kami mengunjungi museum wayang yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No 27, Jakarta Barat. Harga tiket masuk untuk mahasiswa adalah Rp. 1000,-. Menurut pemandu yang bernama mas Didik, gedung Museum wayang ini telah beberapa kali mengalami perombakkan, dibangun pertama kali pada tahun 1640 yang dinamakan De Oude Hollandse Kerk, yang dipergunakan untuk Gereja. Tahun 1732 diperbaiki dan diganti nama Menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk hingga tahun 1808. Kemudian gedung hancur akibat gempa bumi. Di atas bekas reruntuhan inilah dibangun gedung yang akhirnya dipergunakan untuk museum wayang. Di museum ini kita dapat menikmati koleksi lengkap segala macam jenis wayang antara lain wayang dari Indonesia seperti wayang kulit, golek, patung wayang, topeng wayang, wayang Beber, dan lain-lain. Dipamerkan pula wayang dan boneka dari Thailand, Suriname, Cina, Perancis, Inggris, Vietnam, India, Colombia, dan Lain-lain. Secara periodic museum ini juga mengadakan pagelaran wayang yang dapat dinikmati pada hari minggu II, III dan terakhir jam !0.00-14.00 WIB.

Boneka Polandia

Boneka wayang dari India

Boneka wayang dari china